Saya, DR. Ida Bagus Putra D. Mantra, lahir di jakarta pada tanggal 20 mei 1958 dan saya putra kedua (2) dari 5 bersaudara. Sebagai panutan dan bimbingan hidup saya adalah Orang Tua saya,Ayah saya Prof. DR. Ida Bagus Mantra (almarhum) dan ibu saya Igusti Ayu Badri.
Kakak saya tertua yang saya hormati bernama Ida Ayu Wijayanti dan 3 adik-adik saya yang saya cintai antara lain Ida Bagus Oka Udayana (almarhum), Ida Bagus Gede Wirawibawa dan Ida Bagus Rai Dharmawijaja (walikota Denpasar).
Saya menikah pada tahu 1986, isteri tercinta saya bernama Sri Dharmayanti dan putra putri yang saya cintai ada 4, putra pertama saya bernama dr. Ida Bagus Oka Widyaputra. Ida Bagus Rai Harri Chandra,ST, Ida Bagus Alit Sucipta Manuaba dan Ida Ayu Adnyani Dewi. Saya di besarkan dan dididik kedua orang tua saya sangat displin dan hidup dengan penuh kesederhanaan. Masa kecil kami serba kecukupan, yang saya alami pada masa anak-anak saya sekolah rakyat bersama teman-teman kami berjalan tanpa alas kaki, seebiasaan mencari kayu bakar,daun pisang dan beternak itik adalah alam hidup saya saat masih anak- anak.
Pendidikan adalah modal utama dalam keluarga kami yang dilandasi budiperketi untuk membentuk karakter dan bekal kami yang diberikan ayah dan ibu kepada kami. Selanjutnya di tahun 1968 saya melanjutkan waktu belajar di jakarta, karena ayah bertugas di jakarta dan kemudian pada tahun 1977 meneruskan jenjang pendidikan lebih tinggi di manila, philippines sampai saya meraih jenjang Doktor (S3) di bidang Management Leadership.
Semasa remaja saya mengambdi dan bekerja di pemerintahaan diantaranya di kedutaan besar RI di manila selama kurang lebih 7 tahun dan banyak pengalaman yang saya dapati dari pekerjaaan saya ini diantanya meliputi hubungan dengan masyaraktat international baik dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya.
Sekembali saya dari Manila akhir tahun1985 dan diawal tahun 1986 saya kembali mengabdi di pemerintah pada Badan Koordinasi Penanaman Modal atau lebih dikenal BKPM pusat di jakarta. Selama saya berkarir di lembaga ini pengetahuan saya bertambah apalagi saat saya ditempatkan di bagian perencanaan yang merupakan sektor- sektor bidang usaha yang merupakan rangkaian dari ekonomi nasional. Dan selanjutnya dirumuskan dalam suatu rangkuman menjadi satu kebijakan nasional di bidang investasi,
Setelah beberapa lama di perencanaan saya dipindahkan ke bidang pusat pengolaha data investasi dan selanjutnya dan setelah 2 tahun saya diberikan tugas baru di bidang promosi luar negeri pada Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Pada tempat tugas yang baru ini, saya sering berhubungan dengan para pengusaha dan melakukan promosi investasi ke negara-negara sahabat di negara Asean seperti singapur, malaysia. thailand. vietnam, bruani, philpine dan diAsia seperti ke jepang,korea selatan, china, taiwan,india, eropa dan beberapa kota di Amerika dan Canada.
Dari perjalanan ini saya merasakan masih banyak yang harus dibenahi dalam tata kelola berpromosi dan juga apa2 yang ditawarkan kepada para pengusaha, sehingga dapat mengajak investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Walaupun demikian berkat modal tekun dan menanamkan rasa kerjasama baik dengan teman se lembaga dan tutunan pimpinan kami saat itu, minat investasi menunjukkan tingkat investasi tinggi yang menanamkan modal di tanah air, meliputi hampir sebagian besar wilayah baik di bidang jasa, industri maupun pertambangan.
Setelah sekian lama saya ditugaskan dibagian promosi, kemudian saya mendapat tugas baru pada bagian kerjasama multilatera dan kerjasama bilateral. Sepanjang tugas baru ini, hampir dikatakan rutin menghadiri pertemuan dengan para negara anggota kerjasama baik kerjasama multilateral maupun kerjasama bilateral dan tempat pertemuannya dilangsungkan bergantian diantara negara anggota. Selain menghadiri berbagai Forum baik forum economic Asia and Asean for the future, para anggota selalu mengadakan pertemuan bersifat rutin dalam pembahasan kebijakan masing-masing negara dengan jadwal yang sangat ketat. Didalam perjalan tugas baru saya ini, saya lebih banyak mendalami dan manfaatkan moment dalam kerjasama bilateral, karena lebih banyak manfaatannya dibanding kerjasama multilateral, kerjasama bidang bilateral lebih bermanfaat bila dapat ditingkatkan kedalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan antara sesama negara anggota.
Sedangkan pada kerjasama multilateral skop kerjasamanya sangat luas sekali apalagi untuk menyepakati suatu kebijakan, yang disepakati saja sering mengalami kendala untuk diimplementasikan oleh masing-masing negara, karena banyaknya ditemukan kepentingan masing-masing negara yang bersifat kebijakan proteksi yang diberlakukan masing-masing negara juga sangat komplek. Salah satu hasil pertemuan tingkat tinggi kerjasama multilaterala adalah agenda pertemuan puncak kerjasama APEC, kerjasama ASEAN dan ASEAN plus (jepang,korea,china,india).
Persiapan materi perlu menjadi agenda penting dan menjadi suatu perhatian khusus para pemangku kepentingan dalam kebijakan disetiap lembaga pemerintah dan penuh kehati-hatian, jangan sampai dirugikan oleh negara maju saat puncak pertemuan seperti pertemuan agenda apec atau asean atau asean plus, setiap negara sudah dipastikan akan mencari cari kelemahan kebijakan disetiap negara anggota demi keuntungan negaranya disegala aspek kehidupan.
Selama pengabdian dipemerintah, saya juga berupaya menambah pengetahuan dengan mengajar disalah satu universitas di jakarta bermodal pengalaman mengajar dan sebagai dosen pembimbing di manila dulu,
Saya mengakhiri karir saya di pemerintahan pada tahun 2004 dan kembali menjadi masyarakat biasa.
Saat ini saya lebih mimilih menjadi masyarakat biasa dan menyisihkan waktu sesekali berkunjung kepedesaan baik di Bali maupun beberapa daerah di Indonesia untuk bisa bertemu dan berbicara secara langsung dengan masyarakat. Bagi saya bertemuan dengan masyarakat di pedesaan merupakan kebahagian tersendiri, bagaimana berkeluarga dan bermasyarakat. Mereka sangat sederhana, penuh tatanan budaya, sopan santun dan tatakrama yang jarang saya jumpai dalam kehidupan keseharian saya. Tanpa tutntutan, apalagi menuntut.
Alam dan lingkungan sekitarnya merupakan cahaya yang memberi kehidupan mereka.
Lingkungan dipelihara dengan baik dan sebaliknya alam dan lingkungan memberikan kehidupan nyata.
Dalam perjumpaan kami, sesekali saya menyampaikan informasi serta arahan kepada mereka agar bisa membentuk usaha kelompok sesuai bidang keahlian yang mereka miliki dengan peradaban yang ada disana, ya harapan saya, mudah-mudahan arahan tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka dipedesaan dalam upaya menginovasi dan memberikan semangat hidup yang lebih kreatif dalam mengisi kehidupan se hari-hari, serta upaya menggali potensi desa dalam upaya meningkatkan taraf hidup yang lebih layak di pedesaan, sehingga tingkat kesejahteraan mereka lebih baik
Potensi desa menurut saya sangat besar, tetapi modal perangkulan dan pembinaan kepada mereka belum banyak mendapatkan perhatian dari kalayak masyarakat seperti kita ini yang hidup diperkotaan. Beberapa bentuk kegiatan usaha yang dikerjakan sangat sederhana berdasar pada kegotongroyongan hanya untuk pemenuhan hidup sementara.
Atas dasar ini lah saya teringat salah satu wejangan orangtua saya bahwa kita hidup harus saling mengisi dan menolong sesama dengan memberikan sebagian apa yang kita miliki.
Saya memilih memberi pekerjaan dari pada memberikan dalam bentuk yang tidak mendidik.
Pepatah mengatakan berikan dia kail daripada ikan.
Di beberapa tempat kunjungan, saya mencoba membantu semampu saya dengan menyumbangkan sedikit benih ikan dan beberapa ekor anak itik kepada kelompok masyarakat ada di desa terpencil seperti di daerah terunyan,tabanan dan terakhir kepada keluarga kurang mampu di bangli. Selain itu saya juga memberikan pencerahan apa yang saya ketahui dan saya miliki untuk menambah pengetahuan mereka agar dapat meningkatkan kreatifitas dan produksifitas mereka pada masa mendatang khususnya dibidang ekonomi yang tidak terlepas dari 3 pilar yaitu agama,budaya dan ekonomi.
Harapan saya kedepan dapat mengajak beberapa teman maupun kerabat lainnya untuk dapat meluangkan waktunya, minimal memberikan perhatian sesama kita toh kita juga tadinya berawal dari pedesaan yang terpencil.
Saya teringat akan gagasan ayah saya, bahwa beliau menginginkan adanya suatu lembaga yang dapat membantu penggalian potensi desa khususnya di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahtraan masyarakat melalui satu lembaga yang beliau beri nama LPD, yaitu satu lembaga yang mampu menghimpun penggalian sumber dana masyarakat dan disertai pembentukan satu badan yang menangani khusus kelompok usaha rakyat yang beliau beri nama Badan Usaha Milik Desa. Kedua lembaga ini saling mengisi dan bermuatan nilai-nilai budaya lokal dan ikatan hukum adat.
LPD ini merupakan gagasan Prof DR. Ida Bagus Mantra, dan dididirikan saat berliau bertugas di Bali. Beliau terpanggil untuk membenahi dan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di pedesaan.
Roh dan spirit LPD adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat didesa secara ekonomi, yang dilandasi hukum Adat yang berpegang pada agama, budaya dan ekonomi. Saat perumusan LPD, sering kali kami berdiskusi dengan beliau agar LPD ini dapat benar-benar bermanfaat dan menyentuh kehidupan masyarakat secara luas demikian pula terhadap Badan Usaha Milik Desa.
Dan dari hasil diskusi saya simpulkan bahwa LPD maupun Badan Usaha Milik Desa adalah suatu gagasan MULIA yang berdiri berlandaskan pada hukum adat yang mengikat setiap kehidupan masyarakat di Bali serta memilik multiflyer effek positif dibidang ekonmi, khususnya ekonomi kerakyatan.
Bagi saya, beliau adalah seorang VISIONEER, artinya dapat melihat jauh kedepan apa yang akan terjadi dan bagaimana menghadapi' saya sangat menghormati dan menghargai pikiran-pikiran beliau, bukan karena beliau sebagai ayah saya, tetapi lebih dari itu.
"Harus Bisa".
Untuk kedepan saya akan mengajak dan merangkul LPD sebagai Lembaga perkreditan Desa di setiap desa di Bali dan koperasi untuk merumuskan serta upaya peningkatan produktifitas usaha di setiap desa dengan cara membentuk beberapa kelompok bidang usaha yang dilandasi 3 pilar meliputi Agama, budaya dan ekonomi. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk perumusan kebijakan agar dapat melindungi usaha rakyat dipedesaan serta melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah, lembaga swasta dalam upaya pembinaan teknis kepada masyarakat.
Masa Depan Akan Tergantung Dari Apa Yang Kita Lakukan Saat Ini.
Terima kasih
Ida Bagus Putra D. Mantra. Ph.D
Kakak saya tertua yang saya hormati bernama Ida Ayu Wijayanti dan 3 adik-adik saya yang saya cintai antara lain Ida Bagus Oka Udayana (almarhum), Ida Bagus Gede Wirawibawa dan Ida Bagus Rai Dharmawijaja (walikota Denpasar).
Saya menikah pada tahu 1986, isteri tercinta saya bernama Sri Dharmayanti dan putra putri yang saya cintai ada 4, putra pertama saya bernama dr. Ida Bagus Oka Widyaputra. Ida Bagus Rai Harri Chandra,ST, Ida Bagus Alit Sucipta Manuaba dan Ida Ayu Adnyani Dewi. Saya di besarkan dan dididik kedua orang tua saya sangat displin dan hidup dengan penuh kesederhanaan. Masa kecil kami serba kecukupan, yang saya alami pada masa anak-anak saya sekolah rakyat bersama teman-teman kami berjalan tanpa alas kaki, seebiasaan mencari kayu bakar,daun pisang dan beternak itik adalah alam hidup saya saat masih anak- anak.
Pendidikan adalah modal utama dalam keluarga kami yang dilandasi budiperketi untuk membentuk karakter dan bekal kami yang diberikan ayah dan ibu kepada kami. Selanjutnya di tahun 1968 saya melanjutkan waktu belajar di jakarta, karena ayah bertugas di jakarta dan kemudian pada tahun 1977 meneruskan jenjang pendidikan lebih tinggi di manila, philippines sampai saya meraih jenjang Doktor (S3) di bidang Management Leadership.
Semasa remaja saya mengambdi dan bekerja di pemerintahaan diantaranya di kedutaan besar RI di manila selama kurang lebih 7 tahun dan banyak pengalaman yang saya dapati dari pekerjaaan saya ini diantanya meliputi hubungan dengan masyaraktat international baik dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya.
Sekembali saya dari Manila akhir tahun1985 dan diawal tahun 1986 saya kembali mengabdi di pemerintah pada Badan Koordinasi Penanaman Modal atau lebih dikenal BKPM pusat di jakarta. Selama saya berkarir di lembaga ini pengetahuan saya bertambah apalagi saat saya ditempatkan di bagian perencanaan yang merupakan sektor- sektor bidang usaha yang merupakan rangkaian dari ekonomi nasional. Dan selanjutnya dirumuskan dalam suatu rangkuman menjadi satu kebijakan nasional di bidang investasi,
Setelah beberapa lama di perencanaan saya dipindahkan ke bidang pusat pengolaha data investasi dan selanjutnya dan setelah 2 tahun saya diberikan tugas baru di bidang promosi luar negeri pada Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Pada tempat tugas yang baru ini, saya sering berhubungan dengan para pengusaha dan melakukan promosi investasi ke negara-negara sahabat di negara Asean seperti singapur, malaysia. thailand. vietnam, bruani, philpine dan diAsia seperti ke jepang,korea selatan, china, taiwan,india, eropa dan beberapa kota di Amerika dan Canada.
Dari perjalanan ini saya merasakan masih banyak yang harus dibenahi dalam tata kelola berpromosi dan juga apa2 yang ditawarkan kepada para pengusaha, sehingga dapat mengajak investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Walaupun demikian berkat modal tekun dan menanamkan rasa kerjasama baik dengan teman se lembaga dan tutunan pimpinan kami saat itu, minat investasi menunjukkan tingkat investasi tinggi yang menanamkan modal di tanah air, meliputi hampir sebagian besar wilayah baik di bidang jasa, industri maupun pertambangan.
Setelah sekian lama saya ditugaskan dibagian promosi, kemudian saya mendapat tugas baru pada bagian kerjasama multilatera dan kerjasama bilateral. Sepanjang tugas baru ini, hampir dikatakan rutin menghadiri pertemuan dengan para negara anggota kerjasama baik kerjasama multilateral maupun kerjasama bilateral dan tempat pertemuannya dilangsungkan bergantian diantara negara anggota. Selain menghadiri berbagai Forum baik forum economic Asia and Asean for the future, para anggota selalu mengadakan pertemuan bersifat rutin dalam pembahasan kebijakan masing-masing negara dengan jadwal yang sangat ketat. Didalam perjalan tugas baru saya ini, saya lebih banyak mendalami dan manfaatkan moment dalam kerjasama bilateral, karena lebih banyak manfaatannya dibanding kerjasama multilateral, kerjasama bidang bilateral lebih bermanfaat bila dapat ditingkatkan kedalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan antara sesama negara anggota.
Sedangkan pada kerjasama multilateral skop kerjasamanya sangat luas sekali apalagi untuk menyepakati suatu kebijakan, yang disepakati saja sering mengalami kendala untuk diimplementasikan oleh masing-masing negara, karena banyaknya ditemukan kepentingan masing-masing negara yang bersifat kebijakan proteksi yang diberlakukan masing-masing negara juga sangat komplek. Salah satu hasil pertemuan tingkat tinggi kerjasama multilaterala adalah agenda pertemuan puncak kerjasama APEC, kerjasama ASEAN dan ASEAN plus (jepang,korea,china,india).
Persiapan materi perlu menjadi agenda penting dan menjadi suatu perhatian khusus para pemangku kepentingan dalam kebijakan disetiap lembaga pemerintah dan penuh kehati-hatian, jangan sampai dirugikan oleh negara maju saat puncak pertemuan seperti pertemuan agenda apec atau asean atau asean plus, setiap negara sudah dipastikan akan mencari cari kelemahan kebijakan disetiap negara anggota demi keuntungan negaranya disegala aspek kehidupan.
Selama pengabdian dipemerintah, saya juga berupaya menambah pengetahuan dengan mengajar disalah satu universitas di jakarta bermodal pengalaman mengajar dan sebagai dosen pembimbing di manila dulu,
Saya mengakhiri karir saya di pemerintahan pada tahun 2004 dan kembali menjadi masyarakat biasa.
Saat ini saya lebih mimilih menjadi masyarakat biasa dan menyisihkan waktu sesekali berkunjung kepedesaan baik di Bali maupun beberapa daerah di Indonesia untuk bisa bertemu dan berbicara secara langsung dengan masyarakat. Bagi saya bertemuan dengan masyarakat di pedesaan merupakan kebahagian tersendiri, bagaimana berkeluarga dan bermasyarakat. Mereka sangat sederhana, penuh tatanan budaya, sopan santun dan tatakrama yang jarang saya jumpai dalam kehidupan keseharian saya. Tanpa tutntutan, apalagi menuntut.
Alam dan lingkungan sekitarnya merupakan cahaya yang memberi kehidupan mereka.
Lingkungan dipelihara dengan baik dan sebaliknya alam dan lingkungan memberikan kehidupan nyata.
Dalam perjumpaan kami, sesekali saya menyampaikan informasi serta arahan kepada mereka agar bisa membentuk usaha kelompok sesuai bidang keahlian yang mereka miliki dengan peradaban yang ada disana, ya harapan saya, mudah-mudahan arahan tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka dipedesaan dalam upaya menginovasi dan memberikan semangat hidup yang lebih kreatif dalam mengisi kehidupan se hari-hari, serta upaya menggali potensi desa dalam upaya meningkatkan taraf hidup yang lebih layak di pedesaan, sehingga tingkat kesejahteraan mereka lebih baik
Potensi desa menurut saya sangat besar, tetapi modal perangkulan dan pembinaan kepada mereka belum banyak mendapatkan perhatian dari kalayak masyarakat seperti kita ini yang hidup diperkotaan. Beberapa bentuk kegiatan usaha yang dikerjakan sangat sederhana berdasar pada kegotongroyongan hanya untuk pemenuhan hidup sementara.
Atas dasar ini lah saya teringat salah satu wejangan orangtua saya bahwa kita hidup harus saling mengisi dan menolong sesama dengan memberikan sebagian apa yang kita miliki.
Saya memilih memberi pekerjaan dari pada memberikan dalam bentuk yang tidak mendidik.
Pepatah mengatakan berikan dia kail daripada ikan.
Di beberapa tempat kunjungan, saya mencoba membantu semampu saya dengan menyumbangkan sedikit benih ikan dan beberapa ekor anak itik kepada kelompok masyarakat ada di desa terpencil seperti di daerah terunyan,tabanan dan terakhir kepada keluarga kurang mampu di bangli. Selain itu saya juga memberikan pencerahan apa yang saya ketahui dan saya miliki untuk menambah pengetahuan mereka agar dapat meningkatkan kreatifitas dan produksifitas mereka pada masa mendatang khususnya dibidang ekonomi yang tidak terlepas dari 3 pilar yaitu agama,budaya dan ekonomi.
Harapan saya kedepan dapat mengajak beberapa teman maupun kerabat lainnya untuk dapat meluangkan waktunya, minimal memberikan perhatian sesama kita toh kita juga tadinya berawal dari pedesaan yang terpencil.
Saya teringat akan gagasan ayah saya, bahwa beliau menginginkan adanya suatu lembaga yang dapat membantu penggalian potensi desa khususnya di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahtraan masyarakat melalui satu lembaga yang beliau beri nama LPD, yaitu satu lembaga yang mampu menghimpun penggalian sumber dana masyarakat dan disertai pembentukan satu badan yang menangani khusus kelompok usaha rakyat yang beliau beri nama Badan Usaha Milik Desa. Kedua lembaga ini saling mengisi dan bermuatan nilai-nilai budaya lokal dan ikatan hukum adat.
LPD ini merupakan gagasan Prof DR. Ida Bagus Mantra, dan dididirikan saat berliau bertugas di Bali. Beliau terpanggil untuk membenahi dan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di pedesaan.
Roh dan spirit LPD adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat didesa secara ekonomi, yang dilandasi hukum Adat yang berpegang pada agama, budaya dan ekonomi. Saat perumusan LPD, sering kali kami berdiskusi dengan beliau agar LPD ini dapat benar-benar bermanfaat dan menyentuh kehidupan masyarakat secara luas demikian pula terhadap Badan Usaha Milik Desa.
Dan dari hasil diskusi saya simpulkan bahwa LPD maupun Badan Usaha Milik Desa adalah suatu gagasan MULIA yang berdiri berlandaskan pada hukum adat yang mengikat setiap kehidupan masyarakat di Bali serta memilik multiflyer effek positif dibidang ekonmi, khususnya ekonomi kerakyatan.
Bagi saya, beliau adalah seorang VISIONEER, artinya dapat melihat jauh kedepan apa yang akan terjadi dan bagaimana menghadapi' saya sangat menghormati dan menghargai pikiran-pikiran beliau, bukan karena beliau sebagai ayah saya, tetapi lebih dari itu.
"Harus Bisa".
Untuk kedepan saya akan mengajak dan merangkul LPD sebagai Lembaga perkreditan Desa di setiap desa di Bali dan koperasi untuk merumuskan serta upaya peningkatan produktifitas usaha di setiap desa dengan cara membentuk beberapa kelompok bidang usaha yang dilandasi 3 pilar meliputi Agama, budaya dan ekonomi. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk perumusan kebijakan agar dapat melindungi usaha rakyat dipedesaan serta melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah, lembaga swasta dalam upaya pembinaan teknis kepada masyarakat.
Masa Depan Akan Tergantung Dari Apa Yang Kita Lakukan Saat Ini.
Terima kasih
Ida Bagus Putra D. Mantra. Ph.D
No comments:
Post a Comment